Thursday, March 31, 2011

Resep Modifikasi Mi Instan Rasa Mi Ayam

Ini resep modifikasi yang iseng aja aku buat. Hujan yang mengguyur deras dan keinginan makan mi ayam menjadi motivasi tercetusnya ide memodifikasi mi instan, karena kebetulan kemarin Emak bikin semur ayam, makanya aku pikir mungkin bumbu kuahnya bisa bikin mi instan jadi mirip mi ayam. Hehe.

Cara membuatnya:

Rebus mi instan rasa soto hingga matang. Campurkan dengan bumbu. Gunakan hanya 1/4 bumbu utamanya. Sisanya (minyak bumbu dan serbuk cabai) digunakan seluruhnya.

Lalu campurkan dengan kuah semur ayam.

Kalau nggak ada kuah semur, bisa dibuat dengan cara mudah (tanpa santan dan bumbu lengkap).

Ini adalah resep bumbu semur express ala Emakku:

Giling merica, tumis bersama bawang putih dan bawang merah goreng.

Setelah matang campur dengan sedikit air dan kecap.

Semoga hasilnya nggak berantakan ya. Soalnya aku coba nggak masalah kok. Tetep enak karena bumbu soto mi instannya yang setelah dikurangi jadi nggak terlalu 'menyengat'.

Selamat makan. (Sori nggak ada gambar hasilnya kayak di buku-buku masak. Hehehe.)

Sleep 'til you're hungry, eat 'til you're sleepy. ~Author Unknown

Tuesday, March 29, 2011

Download Ux Theme Patcher 1.3 Untuk Windows XP Service Pack 2 & 3

Akhirnya ketemu Ux Theme Patcher yang udah bisa buat Windows XP SP3, walau mungkin agak telat dibandingkan yang udah tahu lebih dulu.

Dengan software gratisan ini kamu bisa mengganti tema komputer dengan mudah dan nggak ribet.

Langsung sedot disini:
http://www.softpedia.com/progDownload/SP3-UxTheme-Patcher-Download-98929.html

Ukuran file-nya juga nggak besar, cuma sekitar 700-an KB.

Ux Theme Patcher 1.3 ini sudah mendukung OS WinXP service pack 2 dan 3.

Setelah install yang hanya memakan waktu sekejap, kamu sudah bisa gonta-ganti tema komputer Windows XP baik desktop maupun laptop.

Ada banyak pilihan tema di Internet. Tema Android ini salah satu favoritku.



Berikut beberapa website dimana kamu bisa download tema XP gratis:

xpthemes.com
xptheme.info
themexp.org
customize.org/xpthemes
belchfire.net

Saturday, March 26, 2011

Kecil-Kecil Sudah Suka Gratisan



Ini adalah cuplikan surat yang (memalukan) yang dulu kikirimkan ke sebuah majalah anak bernama Aku Anak Saleh. Dulu, sewaktu Emak masih bekerja, doi rutin membawa pulang majalah itu setiap bulan.

Majalah tersebut benar-benar mengirimiku eksemplar majalah yang kuminta secara gratis lengkap dengan surat resmi. Isinya sangat positif dan formal sebagaimana biasanya media-media resmi pada umumnya. Aku tidak tahu harus merasa senang atau malu. Aku masih tak habis pikir bagaimana majalah kesayanganku itu bisa begitu baiknya mengirimiku majalah yang kuminta secara gratis. Aku mikir apa mereka nggak khawatir anak-anak yang lain jadi ikut-ikutan pada minta majalah gratis. Hahaha.

Ini adalah surat pertama dan satu-satunya dariku yang pernah dibuat di media. Aku merasa bangga dan senang sebagai anak kecil, karena bisa ikut memberi kontribusi kepada sesuatu yang aku senangi. Meski kontribusi itu langsung terbayar impas dengan satu eksemplar majalah gratis. Hahay...

Wednesday, March 23, 2011

Pilah-Pilih Browser Untuk Koneksi Pas-Pasan

Kecepatan koneksi yang diberikan provider tidak selalu menjadi penyebab masalah Internet yang lemot, atau bahkan sampai sama sekali tidak bisa digunakan untuk sekedar membuka halaman pencarian Google.

Bisa jadi, browser atau penelusur web yang kamu gunakan adalah penghambatnya.

Aku tidak memahami secara teknis tentang cara kerja browser. Tapi secara umum, setiap browser memiliki ‘perlakuan’ sendiri-sendiri terhadap halaman web. Ini termasuk pemfungsian javascript, pop-up, dan atribut-atribut lain yang ‘dibawa serta’ oleh sebuah halaman web. Maka semakin banyak “barang bawaan” sebuah halaman situs, semakin beratlah pekerjaan browser, berkerjasama dengan kekuatan koneksi dan memori komputer, untuk menampilkannya.


Dulu aku sempat mencoba berbagai broswer sebagai salah satu solusi untuk memperlancar browsing. Jadi bisa dibilang, 'icip-icip membabi-buta' jika mengingat koneksi Internet yang tak seberapa. Haha. Dan kesemua browser yang kucicipi itu pun memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Google Chrome

Sejauh ini aku paling sering pakai Chrome karena ringan dan cepat. Seperti yang banyak disebutkan, Chrome menggunakan semacam sistem prefetch alias penjemputan lebih awal. Kira-kira artinya, Chrome menampilkan file-file yang ada dalam halaman website begitu file-file tersebut ter-download kedalam cache. Walhasil halaman situs pun jadi lebih cepat tampil.

Tapi sepertinya, sejak Chrome memperbaharui sesuatu pada broswernya belakangan ini, makin sering error yang terjadi. Yang paling sering adalah halaman yang seolah membeku alias ngadat. Biasanya aku mengalami ini di halaman Edit HTML Blogger dan/atau tombol-tombol di Facebook untuk posting status, komentar, Like atau join group. Aku juga nggak ngerti masalahnya apa. Mungkin berhubungan dengan javascript tertentu, yang tidak aku pahami, pada halaman-halaman tersebut.

Kita juga tidak bisa membuka halaman web sampai halaman depan broswernya tampil dengan benar (yang bisa makin lambat seiring lamanya penggunaan broswer). Dan yang membuat lambat itu sebenarnya menu-menu dasar bawaan browser-nya, antara lain: Most Visited, Recently Closed dan Apps Web Store yang baru-baru ini diluncurkan Chrome. Tapi itu mungkin juga tergantung memori dan kecepatan komputer. Spesifikasi laptopku sendiri bisa dibilang lumayan seadanya dan agak cepat usang seiring penggunaan.

Mozilla Firefox

Kalau aku masih pakai Firefox, itu hanya sesekali untuk mencoba membuka halaman yang tidak bisa dibuka di Chrome.

Tapi secara umum, aku tidak lagi mengandalkan Firefox sebagai broswer utama. Karena yang akan terjadi adalah, seperti yang dikeluhkan temanku hari ini, bolak-balik Not Found.

Lunascape 5


Dulu Lunascape 5 sempat membuatku terkesan. Browser berlogo bulan sabit ini menonjolkan tagline yang menyebutkan bahwa kecepatannya adalah gabungan dari berbagai broswer sekaligus . Tapi lama-kelamaan, Si Luna ini makin berat memuat gambar dan halaman, dan akhirnya aku tinggalkan.

Flock

Kalau tak salah, Flock masih keturunan Mozilla. Dan ‘pembawaannya’ juga mirip-mirip abangnya, "si Rubah Api" meski sekilas memberi sugesti bahwa browser ini berbeda/lebih baik dari Firefox.

Thunderbird adalah salah satu turunan Mozilla lain yang kuingat. Tapi aku tidak pernah mencobanya.

Safari

Safari mungkin yang paling baik, diantara semua yang pernah kucoba. Meski agak lambat dibuka dibandingkan Chrome, tapi untuk browsing relatif lebih cepat. Loading gambarnya juga tak pantang menyerah. Dengan kata lain, Safari mengusahakan sebisanya memuat gambar agar tidak berubah jadi icon gambar rusak alias broken image.

Safari juga memberikan pilihan untuk menampilkan atau tidak menampilkan data url saat kita menyorot sebuah link. Jadi jangan takut jika tidak bisa melihat url link di bagian bawah seperti yang biasa kita temukan pada broswer lain. Cukup tekan tombol shotut Ctrl+/ untuk memunculkan dan menyembunyikannya.

Opera

Opera juga cepat, mungkin hampir sama seperti Safari. Dan lagi, Opera juga lebih ringan dijalankan di komputer berspesifikasi 'tak tinggi' seperti laptopku. Tapi yang paling aku jagokan darinya adalah urusan download-men-download lewat browser.

Dulu waktu belum pakai DAP (Download Accelerator Plus), Opera sering kupercayakan untuk download file-file besar seperti video dan film. Manajemennya downloadnya sangat baik, jadi berasa seperti memiliki download manager dalam broswer.

Tapi karena kapasitas laptop semakin “gagal ginjal”, dan aku juga jadi bingung browser mana yang akan diapakai untuk seterusnya, akhirnya aku merencanakan awal baru pemakaian broswer untuk ber-Internet yang nyaman dan nggak neko-neko. 

Maka kuputuskanlah Chrome sebagai default browser dan Firefox sebagai cadangan. Yang lain, cukup disimpan installer-nya jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Tapi saat ini aku kembali mempertimbangkan Safari sebagai broswer andalan. Satu-satunya kendala mungkin adalah kapasitas laptop yang, seperti yang kubilang, sudah gagal ginjal, teriris-iris lagi dengan Safari yang masih terlalu berat bagi laptopku dan suka bikin nge-lag.

Jadi, pilah-pilih browser menurutku sah-sah saja apalagi bagi yang memiliki koneksi “kurang bersemangat” sepertiku. Sedikit-banyaknya, browser yang pas bisa membuat aktivitas browsing jadi makin lancar dan lebih bebas hambatan.

Tiny Update
Opera  kembali menjadi browser andalan di laptoku setelah sekian lama nggak pernah pakai lagi. Kali ini Opera lebih cepat dari sebelumnya, bahkan sangat stabil tanpa hambatan yang berarti. Recommended browser. Sedot dimari.

Monday, March 21, 2011

Tips Meredakan Efek Samping Kopi

Kopi sering jadi pilihan untuk menemani orang dalam beragam aktvitas seperti di rumah dan di kantor.

Dorongan energi dadakannya datang dari rata-rata 85 mg kafein dalam setiap cangkirnya. Kadar ini bisa berbeda tergantung jenis dan porsi yang dikonsumsi.

Akan tetapi, di samping beragam manfaat serta cita rasanya yang khas, kopi tak pelak memberikan efek yang kurang menyenangkan.

Efeknya bisa berbeda-beda pada setiap orang. Namun yang paling sering dialami kebanyakan orang antara lain: merasa pusing, jantung berdebar, berkeringat, gelisah, susah tidur, dan mood swing alias perubahan mood.

Untuk menghilangkan efek tersebut, orang melakukan banyak cara.

Berikut ini cara-cara yang efektif versi Gogotaro.

Minum banyak air putih

Air putih selalu baik bagi kesehatan tubuh. Memberikan suplai oksigen pada otak dan menyehatkan fungsi ginjal.

Air dapat menekan kadar kafein yang tinggi sehingga perlahan namun pasti, tubuh akan terasa ringan dan segar seperti sedia kala.

Susu

Kopi bisa mengurangi kadar kalsium pada tulang, sehingga dengan mengonsumi secangkir susu hangat bisa menutupi kekurangan itu.

Selain itu, susu dikenal baik sebagai penawar dari berbagai makanan dan minuman yang memberikan efek kurang baik bagi pencernaan. Seperti makanan dan minuman dengan keasaman tinggi, makanan pedas, dan kopi yang bersifat diuretik (menyebabkan dehidrasi).

Susu juga memberikan perasaan nyaman karena mengandung tryptophan yang meningkatkan level serotonin sehingga membuat kita merasa rileks.

Teh

Salah satu cara mengatasi efek kafein dari kopi adalah dengan asupan kafein dalam porsi berbeda.

Teh juga memiliki kadar kafein hanya saja lebih rendah dari kopi.

Teh chamomile sering dikonsumsi karena bisa memberikan efek menenangkan.

Obat-obatan

Beberapa orang menggunakan obat-obatan penghilang rasa sakit seperti Aspirin untuk meredakan sakit kepala dan kegelisahan akibat kafein.

Kadang aku menenggak sebutir hingga dua butir obat-obatan warung seperti Poldanmig sebagai cara untuk meredakan efek kopi dengan lebih cepat.

Namun obat-obatan ini juga memiliki kadar kafein dan bersifat diuretik yang membuat perut terasa keroncongan.

Maka sebaiknya cara ini tidak terlalu sering digunakan.

"Trik cubit"

Banyak orang mengklaim trik ini berhasil menghilangkan pusing akibat konsumsi kopi secara seketika.

Caranya adalah dengan menempelkan jempol tangan pada jari telunjuk. Seperti posisi jari sedang mencubit.

Lalu tekan kuat sampai terasa sakit.

Meskipun efeknya bisa dirasakan langsung, namun ini tidak benar-benar menghilangkan efek kafein yang sudah disebutkan.

Ini hanya trik untuk "mengakali" otak, sebab otak kita hanya bisa memproses satu jenis rasa sakit saja dalam satu waktu.

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitulah pepatah yang sering diucapkan dalam dunia kesehatan.

Kenali bagaimana tubuhmu merespon asupan kopi harian. Pelajari cara dan porsi terbaik untuk kamu mengonsumsi "nyawa cadangan" ini.

Karena bagaimanapun, kopi memiliki berbagai manfaat kesehatan terutama sebagai proteksi dari berbagi penyakit seperti diabetes tipe 2, serangan jantung, kanker dan Parkinson.

Satu sampai tiga cangkir kopi ditakar aman untuk dikonsumsi per hari. Namun jika kamu memiliki penyakit tertentu seperti hipertensi, atau bagi perempuan yang sedang hamil, sebaiknya konsultasikan lebih dahulu dengan dokter.

Saturday, March 19, 2011

Menanggapi Kritikan Dan Komentar Negatif

Antara Indonesian, Briton dan The Yankees

Kamu mungkin setuju jika dikatakan orang Indonesia suka debat.

Namun seringkali perdebatan bisa jadi melenceng ke topik-topik yang lain yang nggak ada hubungannya dengan yang dibicarakan pertama kali.

Jika tanpa referensi dan pengetahuan yang kuat, biasanya orang lebih memilih diam.

Orang Indonesia mungkin kurang intuitif dalam menawarkan solusi yang metodis. Tapi sangat logis dan praktis.

Beda dengan Briton atau orang-orang Inggris.

Kalau kamu pernah atau sering mengunjungi website-website berita berdomain .co.uk, sesuatu yang wajib untuk ditemukan adalah puluhan hingga ratusan komentar negatif terhadap suatu artikel.

Dari komentar yang mereferensi fakta-fakta tertentu sampai yang, menurutku, bener-bener nggak perlu dan ‘asal ejek’. Seolah-olah untuk artikel ringan dan menghibur pun bisa jadi sesuatu pantas dikritik dan diinjak-injak. Hahaha.

Sebal dan lucu membayangkan temen-temennya Harry Potter itu.

Beda lagi dengan para Yankees atau orang-orang Amerika.

Mereka lebih positif dan suportif dibandingkan the Britons. Dalam menanggapi isu-isu sosial mereka lebih metodis, dan cenderung menawarkan solusi intuitif dan masukan berdasarkan pengalaman pribadi.

Tapi mereka juga bisa sangat negatif dalam memperdebatkan masalah-masalah yang tidak diyakini semua orang, seperti suprantural, fenomena-fenomena alam, UFO dan semacamnya.

Menanggapi kritikan dan komentar negatif

Jika kamu memang berada dalam situasi memberikan sesuatu kepada orang lain, atau memiliki sesuatu yang juga merupakan hak orang lain, maka kamu bertanggungjawab untuk menanggapi komentar-komentar yang mengkritik itu.

Jangan ada intensitas fight back dalam komentar balasanmu. Berpihaklah pada perasaan mereka dan jelaskan HANYA apa yang kamu maksudkan, tidak perlu mengomentari cara dia menanggapi.

Pertimbangkan tiga bagian ini dalam komentar balasanmu:
Saya mengerti jika Anda jadi merasa [...]
Yang saya coba sampaikan disini adalah [...]
Jika ini tidak bisa Anda manfaatkan, pilihan lain yang bisa Anda ambil adalah [...]

Tunjukkan bahwa kamu juga memiliki pertimbangan dibalik apa yang kamu sampaikan atau berikan, dan jika itu menghasilkan sesuatu yang tidak sempurna bagi orang lain, maklumi dan tawarkan pilihan lain.

Di lain waktu, orang bisa mengkritik, menyindir dan salah paham dengan cara-cara kita berlaku dan berkata-kata.

Tapi dalam situasi ini kamu tidak menyediakan atau memberikan apapun kepada mereka, maka tidak ada yang harus kamu luruskan jika orang bersikap negatif terhadapmu.

If you’re not a provider, you have nothing to be responsible with.

Dengan begitu lebih mudah bagi kamu untuk menyingkirkan emosi-emosi negatif yang tidak perlu kamu pikirkan atau jadikan bahan perselisihan dengan orang lain.

Friday, March 18, 2011

The Langley Schools Music Project "Innocence & Despair"


The Langley Schools Music Project adalah rekaman yang diambil pada tahun 1976-77 atas prakarsa seorang guru musik Hans Fenger.

Dia memimpin murid-muridnya di sekolah Langley School District di British Columbia untuk memainkan musik dan menyanyikan bukan lagu anak-anak pada umumnya, tapi lagu-lagu yang populer pada masa itu seperti David Bowie, Paul McCartney dan The Beach Boys. Tapi dengan aransemen musik yang serius dan rekaman dilakukan di gym sekolah di Langley, Metro Vancouver, Kanada.

Pada dasarnya Fenger tidak memahami betul cara pengajaran musik konvensional. Dan ia menekankan untuk menunjukkan sisi nyata kehidupan anak-anak yang bisa dipenuhi kesedihan dan kesepian.

Album Innocence & Despair ini adalah kompilasi dari dua potongan LP (long playing) yaitu Lochiel, Glenwood, and South Carvolth Schools yang dibuat tahun 1976 dan Hans Fenger/Wix-Brown Elementary School yang dibuat pada tahun 1977.

Pada tahun 2000, seorang kolektor rekaman, Brian Linds menemukan rekaman pertama lalu mengirimkannya ke Irwin Chusid, seorang pendukung musik luar. Setelah ditolak sepuluh perusahaan rekaman, akhirnya Bar/None Records menerima dan merilis Innocence & Despair. Sejak itu, pada tahun 2001 album ini menjadi terkenal dan masuk dalam daftar album akhir tahun terbaik 2001.

Tracklist:
  1. Venus and Mars/Rock Show
  2. Good Vibrations
  3. God Only Knows
  4. Space Oddity
  5. The Long and Winding Road
  6. Band on the Run
  7. I'm Into Something Good
  8. In My Room
  9. Saturday Night
  10. I Get Around
  11. Mandy
  12. Help Me, Rhonda
  13. Desperado
  14. You're So Good To Me
  15. Sweet Caroline
  16. To Know Him Is To Love Him
  17. Rhiannon
  18. Wildfire
  19. Calling Occupants of Interplanetary Craft

Film School of Rock (2003) yang dibintangi Jack Black juga diinspirasi dari album ini.

Di film Where The Wild Things Are (2009), yang juga merupakan film favoritku, sutradara Spike Jonze mendapuk vokalis Yeah Yeah Yeahs, Karen O untuk membuat soundtrack filmnya dan mereferensikan album Innocence & Despair sebagai contoh musik yang "memiliki melodi yang sederhana namun kompleks secara emosional—sesuatu yang bisa dihargai oleh anak-anak maupun orang dewasa."


'Prakarya' anak sekolahan seperti ini mungkin nggak ada lagi jaman sekarang.

Bagi kamu yang suka musik-musik yang nyeni atau sekedar ingin mencoba ngupingin jenis musik yang berbeda, album ini sangat layak dicicipi.

Sekedar menyebutkan, lagu-lagu favoritku dalam album ini, antara lain: The Long and Winding Road, Saturday Night, Help Me, Rhonda, Desperado, dan Wildfire.

Tapi rata-rata semua tracknya unik dan keren.

Semua alat musik dan paduan suara dimainkan oleh anak-anak. Bahkan, di beberapa lagu, bisa didengar irama drum yang agak kurang pas, dan harus diakui, kualitas rekamannya juga nggak sebagus rekaman band-band pada umumnya. Namanya juga proyek sekolahan, dibikinnya di ruang olahraga, pula.

Tapi justru itu yang membuatnya unik dan mengagumkan. Menunjukkan betapa kreatif dan karya seni macam apa yang bisa dihasilkan sekelompok anak SD dengan seorang guru musik yang super keren seperti Hans Fenger. Seandainya ada guru seperti dia di SD Inpres-ku dulu. Hahay...

Download The Langley Schools Music Project - Innocence & Despair

Monday, March 14, 2011

How To Start And Fatten Up Your Content Writing Immediately

Do you treat your brain like a software that runs a "click-next" job to complete frowny tasks by itself?

You can't booze up any job that way. It will only kill your productivity and create laziness.

Why, working on it by yourself could be easier than tought.

Scratching for ideas

Have no idea to write about? Too lazy to learn something new to be inspired with? Says you.

You always have an ide or two or two hundred.

There are probably thousands if not millions poor ideas deep inside your head; desperate, undiscovered; only because you think you can't find them.

These could be old ideas you ignored and have forgotten because they did not fit in what you need at the time they came up.

Recall them back. Look around and find books or anything that associates those ideas when you discovered them.

Hold your 'how-to' secrets just for your readers

You can actually build relationship with your readers by sharing something about how to do something that sounds like a secret between you and your readers.

It makes them feel special and glad to find your stuff.

It also builds a strict and private environment along their reading.

They would feel like to laugh about and love what you're saying. Nothing is more fun and joyful than that. 

Positive energy sticks, you know.

Though I don't think this would work for stories and diary writing. 

I mean, you don't actually want it to be like, "just visited the zoo today and there was a toddler bitten by a lioness. He made it. Don't tell anyone, but I think I saw a tiny finger stuck between its teeth. I don't know if the kid's parents have notice that by now."

That would be amusing or entertaining. But you would lose your readers' attention so easily because they see nothing to grab out from your content.

Use conversational tone in your writing

Using conversational tone in your writing means you are writing for your readers.

Formal writing tends to hide as much living creatures as possible behind datas and numbers.

While conversational writing is something that grows in somebody's mind for another.

This makes your idea simple enough to grow thrive in somebody else's mind.

This is what we call inception.

This, my friend, is why they call "words are literally viruses".

For quick example, compare and try to tell the difference between...

this:

People spend much of their time to be in an Apple store. It's the busiest store in the mall.

and this:

You know, I myself could spend much of my time to be in an Apple store, and ditch Cleo my cat at home without food.

You probably wonder, as I do, how come their stores are always the busiest store in the mall?

As you see, formal writing tends to make you to memorize facts.

While conversational tone instills stronger associations that make it easy for your readers to remember what you are saying.

And finally, set up the timer!

I always tend to put this one into all my writing tips because simply, it does work great.

So don't get bored.

I don't always recommend it, though. But it helps you to booze up almost any single job alongsides writing. Like cleaning, studying, or excercising.

Set up your timer for five minutes to write startup paragraphs immediately.

Or write as much as you can in 10 minutes.

You can use the rest of the time for editing and to dandify it up to its best.

Reaching out to your readers...

I always think that content writing is about reaching out to you readers in postive and optimal ways. So that they would easily catch and recognize your ideas and feel like they know you personally.

That way, it helps bringing in relationship and community into your blog more easily.

It also pays you with potential readers that actually listen to you when it comes you need them to acknowledge something important.

I hope this can help a little or much. Happy writing.

Saturday, March 12, 2011

"Aku Adalah Sebuah Batu"

Pagi ini aku menarik kartu Tarot untuk diriku sendiri. Untuk pembacaan diri sendiri, biasanya aku hanya menggunakan tebaran kartu berjumlah sedikit seperti tiga kartu, Ellipse yang berjumlah 7 kartu, atau yang paling banyak dan sekaligus favoritku, Celtic Cross yang menggunakan 10 kartu.

Tebaran tiga kartu yang kulakukan pertama kali mememberikan hasil yang simply menggambarkan apa yang terjadi pada saat ini. Dan mencerahkan, seperti biasanya.

Aku mencoba fokus pada kartu kedua yang menggambarkan kejadian pada saat ini. Kartu yang muncul adalah The Hermit.

The Hermit atau Sang Pertapa berarti introspeksi dan perjalanan atau proses mencari suatu jawaban. Dan proses itu biasanya diikuti dengan perasaan ingin menyendiri dari orang-orang sekitar.

Kemudian aku melakukan pembacaan lagi dengan satu kartu. Dan yang muncul adalah The Tower.

The Tower adalah kartu yang biasanya membuat orang takut karena berarti hal-hal negatif, seperti kehancuran, perpisahan dan kematian. Ini menggambarkan sesuatu yang sudah kita bangun tiba-tiba hancur menjadi nol.

Kartu-kartu ini memberikan pencerahan luarbiasa tentang hidupku dan apa yang sudah kujalani selama ini.

Kehidupanku adalah tentang keberadaan, bukan tindakan.

Aku adalah sebuah batu. Bodoh, pasif, abstrak dan orang tidak bisa mengubahku menjadi sesuatu yang lain. Aku bekerja sebagaimana sifatku di dunia. Aku bukan seperti bibit yang harus tumbuh menjadi pohon yang baik dan berbuah manis.

Pada akhirnya semua ini justru membebaskanku dari hal-hal yang bukan pekerjaanku. Bahwa sekarang aku bisa melakukan lebih banyak hal sebagai diriku.

Dan itulah inti dari The Tower. Menara kesalahan yang runtuh untuk membeberkan kebenaran yang mungkin pahit, tapi tidak lain adalah untuk memberikan pandangan yang lebih baik.

Tuesday, March 8, 2011

2 Langkah Mengembangkan Topik Secepat Kilat

Bayangkan mengembangkan sebuah topik sama seperti membangun sebuah rumah.

Kita mengumpulkan material, membangun sesuai desain, lalu menambahkan isinya sesuai tujuan pembuatan.

Bagaimana jika kita bisa melakukan itu pada sebuah topik tulisan, tapi dalam waktu secepat kilat?

1. Buatlah daftar bahan

Daftar ini dibagi dua.

Yang pertama merupakan daftar informasi apa saja yang sudah kamu ketahui atau poin-poin utama yang ingin dikembangkan.

Daftar kedua berisi hal-hal yang belum kamu ketahui dan penting untuk dimasukkan dalam tulisan.

Kamu bisa memasukkan keyword, istilah atau nama-nama dengan perintah tertentu tentang bagaimana kamu bisa mendapatkan informasi mengenainya.

Misalnya:
- enzim -> cari tahu semua jenisnya
- gastrovascular -> tanya Google!

2. Tulis lebih cepat dan efisien menggunakan timer

Ini adalah metode yang belakangan ini cenderung kugunakan, meski tidak selalu. Biasanya untuk membuat paragraf pembuka dan penutup.

Menulis dengan batas waktu memancing spontanitas kita keluar dan muncul dalam tulisan.

Dengan demikian setidaknya otak kita memenuhi semua yang butuhkan untuk dicurahkan sesuai dengan data-data yang sudah kita persiapkan.

Dan lagi, beban pikiran kita jadi jauh berkurang. Kita akan merasa memiliki lebih banyak waktu dan tenaga untuk mengembangkan isi.

Dengan mengikuti kedua langkah diatas kamu bisa memiliki sebuah atikel dalam waktu kurang dari 20 menit.

Kamu bebas mengedit dan menambahkannya selama apapun setelahnya. 

Yang terpenting adalah topik yang kamu miliki sudah 'pecah dari cangkangnya', dan kamu tinggal melengkapinya dengan segala sesuatu yang diperlukan untuk menyiapkannya bagi para pembaca yang lapar akan informasi.

Sunday, March 6, 2011

Nostalgia

Tanpa sadar udah hampir tiga tahun aku "menyemak" di rawa blogosphere ini.

Selain kesenangan dan...well, kesenangan, sejujurnya aku merasa nggak dapat apa-apa (baca: duit) dari blogging.

Ya iyalah. Dalam rentang waktu segitu, bagi para blogger atau Internet Marketer yang udah berpengalaman mungkin menganggap itu relatif masih "bayi" untuk mendapatkan hasil yang nyata dari Internet dan blogging.

Dulu aku seperti juga banyak orang lainnya, menggila dengan konsep PPC Google Adsense dan aku berhasil di-approve sekitar seminggu setelah daftar. Waktu itu tahun 2008 dan aku menjalankan beberapa blog yang udah nggak keurus sampai sekarang, salah satunya adalah blog yang kuisi bersama temen-temenku ini, The Gargolians.

Dan aku menghancurkan semuanya dengan kecerobohan konyol, yaitu click fraud.

Aku pergi ke warnet yang berbeda-beda dan mengklik banyak-banyak iklan dari blogku. Walhasil akunku dibanned (GA bilang mereka melihat adanya tindakan mencurigakan dengan akunku dan aku nggak bisa login). Aku juga nggak tahu sejak kapan akunku dibanned. Aku udah nggak pernah login sejak sadar aku nggak bisa dapat penghasilan besar dalam waktu singkat. Dan aku juga terhambat di masalah verifikasi PayPal.

Sekarang dengan berbagai perubahan, dari perubahan yang membuat jadi lebih mudah sampai yang membuat jadi lebih sulit, aku masih nggak dapat apa-apa, selain beberapa ribu perak dari PPC lokal. Dan bukannya nggak bersyukur, malah sebenarnya harus diakui menyenangkan melihat pendapatan bertambah walau hanya beberapa kali dalam setahun. Tapi rasanya miris membayangkan prospek jangka panjang.

Meskipun aku sudah menelan banyak nasehat dari para blogger yang lebih profesional bahwa bisnis jual iklan nggak bisa dijadikan sumber penghasilan utama, masih sulit rasanya mengekang mimpi untuk mendapatkan hasil melimpah dari usaha kecil seperti itu.

Pada masa-masa awal mengenal istilah-istilah afiliasi, Internet Marketing dan sebagainya, keajaiban Internet serasa menggairahkan sampai ke ubun-ubun. Sampai aku sadar bahwa itu semua nggak jauh beda sama iklan offline alias pedagang.

Bedanya, marketing di Internet seperti cermin dua arah di ruang interogasi. Kita tidak bisa melihat apa yang ada dibalik cermin selain orang di sisi satunya. Salah satu dampak negatif dari sifat pemasaran seperti ini, yang mudah dikenali, adalah rentannya penipuan.

Dan seringkali, "penipuan" yang dalam arti barang yang dibeli 'tidak sesuai harapan'.

Untungnya sekarang para netter udah nggak langsung percaya sama website-website satu kolom dengan dengan kata-kata yang mengiming-imingi, ditulis dengan warna merah dan di-highlight kuning, yang pada akhirnya mengajak orang memesan produk. Dan tahu-tahu isi produknya menyuruh melakukan hal yang sama pada orang lain.

Sungguh memikat. Akan tetapi bisnis seperti itu hanya bekerja dengan cara take atau mengambil sebanyak-banyaknya, tapi kurang memberi manfaat yang bisa digunakan pembeli untuk jangka panjang. Karena itulah kebanyakan bisnis seperti itu tidak banyak bertahan lama.

Saat ini, aku masih in awareness of belajar SEO dan Internet Marketing. Tapi untuk masalah real money, aku lebih fokus untuk mengadakan produk nyata yang bisa kujual (juga) melalui Internet. Dan coba tebak, aku sadar bahwa impian itu akan membutuhkan waktu setidaknya sebelas-duabelas milenium lagi baru bisa terwujud. Hahaha.

Hidup di blogosphere seperti berusaha masuk ke sebuah night club satu-satunya di gurun Afrika (aku nggak tahu seandainya beneran ada yang kayak gitu haha).

Artinya kita terpaksa harus melewati kerumunan yang berdesak-desakan (untuk berada di puncak SERP). Karena 'cara-cara yang lebih mudah' mengharuskan kita memiliki modal yang cukup untuk sampai pada titik "Eureka!" kita dalam bisnis Internet.

Mungkin pikiran itu bisa sedikit menghibur diriku sendiri, dalam cara bahwa aku cukup sadar garis-garis besar untuk mendapatkan big money dari Internet. Hanya saja, ke-"maya"-annya sering mengaburkan penilaian.

Namun sayangnya, yang bisa kulihat saat ini adalah minimnya pengetahuanku dalam banyak hal seputar Internet dan Internet Marketing. Cukup jelas dalam pikiranku sekarang bahwa jika ingin uang, ingin dibayar, baik offline maupun online, kita harus punya kemampuan yang mumpuni dalam satu-dua hal.

Blogging hidup di jalur popularitas dan ketenaran, seperti yang dijalani para aktor hollywood. It's like building resumé as you write and blog more, no matter if your blog was a giant hit or a B-class flop. You can always do it again. It's good for you anyway, if not for others. (Sok bahasa Cina... XP)

Aku nggak tahu apakah masalahku dan banyak orang lain adalah kesempatan atau kurangnya antusias dalam mencari celah sempit menuju tambang emas di Internet. Atau memang takdir aja kali ya. Takdir untuk tidak berada dalam kumpulan orang sukses lewat bisnis Internet.

Bagaimanapun, blogging is fun. That's all I can say.

Belum lagi semua cinta yang ditinggalkan orang-orang lewat komentar dan chatbox. Mau minta apa lagi aku? *wink*

Saturday, March 5, 2011

Cara Mengirim Naskah Ke Penerbit

Pernah bertanya-tanya bagaimana cara mengirim karyamu ke penerbit?

Kamu mungkin sudah menghabiskan waktu ratusan tahun menulis di puncak gunung untuk menyelesaikan karya terbaikmu (hahaha lebay), tapi bingung bagaimana cara mengirimkan karyamu ke penerbit, dan memulai langkahmu menjadi published author.

Dalam setidaknya 10 tahun terakhir, minat orang telah berkembang ke arah self-improvement alias pengembangan diri.

Buku-buku yang orang pilih sangat beragam sesuai pada bidang dan cara apa dia ingin mengembangkan dirinya. Orang mungkin mendapat banyak manfaat dari buku-buku motivasi diri, bisnis hingga dari banyaknya judul buku-buku komputer dan Internet. Jadi, bukan hanya naskah novel atau cerita fiksi saja.

1. Menyiapkan naskah

Beberapa penerbit memberikan instruksi khusus mengenai "format siap cetak" yang harus dikirimkan. Namun secara umum, format penulisan naskah menggunakan font Times New Roman ukuran 12, spasi double, ukuran kertas A4 ataupun Letter. Gunakan pula paragraf yang menjorok kedalam. Itu merupakan format standar yang diterima di kebanyakan penerbit.

Naskah print-out selalu menjadi yang diutamakan. Bahkan oleh penerbit yang membolehkan pengiriman lewat email.

Naskah fisik akan lebih mudah dibawa-bawa, jadi tidak harus dibaca lewat komputer. Karena nggak semua orang betah baca berlama-lama di komputer.

Jika kamu mengirim lebih dari satu naskah, pisahkanlah paketnya jadi satu-satu. Hitung-hitung etika sekaligus 'kesan pertama' editor dalam menilai kamu.

Sertakan sinposis singkat tulisanmu. Dan tulislah surat pengantar yang sopan .

Untuk identitas diri, kamu bisa menyertakan fotokopi KTP atau kartu pelajar sudah cukup.

Tidak ada salahnya juga mencantumkan alamat blog atau informasi referensi tulisan kamu yang lain.

2. Memilih penerbit

Kamu bisa melihat alamat penerbit di bagian belakang buku-buku terbitan mereka.

Ada baiknya mengecek buku terbitan baru mereka karena bisa saja alamat penerbit sudah berubah.

Kamu juga boleh mengirimkan copy-an naskah yang sama ke banyak penerbit sekaligus. Tapi seandainya naskahmu diterima oleh lebih dari satu penerbit, kamu tetap harus memilih salah satunya saja. Ya iya lah, nggak boleh ada buku yang sama dengan penerbit yang berbeda.

Dan hati-hati jika ingin mengirim naskah melalui email. Cek dulu kredibilitas penerbit yang kamu tuju. Sebab jika ternyata mereka 'penerbit nakal' naskah kamu bisa diselewengkan alias diterbitkan atas nama yang berbeda.

3. Kirimkan

Biaya kirim lewat pos mungkin sekitar 20-30-ribuan tergantung berat paket. Begitu juga jika melalui titipan kilat. Plus perangko Rp10,000 atau lebih. Tarif pastinya mungkin bisa dicek sendiri di lokasi masing-masing.

Akan sangat baik jika kamu menyertakan perangko balasan agar bisa dimanfaatkan oleh penerbit untuk mengirimi kamu surat balasan atau konfirmasi.

4. Menunggu keputusan

Gramedia dan mungkin penerbit-penerbit besar lain biasanya akan mengirim surat konfirmasi yang menyatakan bahwa naskahmu sudah sampai di meja editor, dan akan di-review paling sedikit selama tiga bulan.

Gleg. Lama memang. Dan kamu nggak perlu repot-repot menghitung hari, karena 'normalnya' lebih lama dari itu! Naskahku yang terakhir bahkan sampai enam bulan (sebelum dikembalikan karena ditolak...hiks...). Sampai-sampai aku lupa pernah mengirim naskah itu.

Beberapa bulan kemudian...

Setelah sekian lama, dari kamu yang masih belum berjerawat jadi berjerawat, belum berkumis jadi berberewok, akhirnya kamu menerima surat keputusan dari "yang mulia editor".

Yang pasti hanya ada dua kemungkinan: 1. naskahmu ditolak dan dikembalikan (beserta surat penolakan resmi), atau 2. diterima, naskah menjadi hak milik penerbit dan kamu boleh bersiap-siap untuk terkenal.

Menghadapi penolakan

Peristiwa naskah ditolak memang rasanya menyakitkan, memilukan dan semua kata negatif berimbuhan me- dan -kan. Apalagi waktu baru pertama kali... Haduh... Rasanya diri ini pingin bungee-jumping tanpa tali dari lantai empat mal terdekat. T.T

Kamu boleh saja berduka, tapi jangan lupa untuk bangkit kembali, dong.

Mungkin, seperti yang aku alami, akan ada poin saat dimana kamu berpikir bahwa kamu memang tidak ditakdirkan untuk menjadi penulis setelah semua kegagalan yang kamu alami.

Tapi selama kamu masih menyukai menulis, dan tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana cara menuliskan suatu ide, maka kamu ditakdirkan untuk menulis.

Poin kegagalan ini berarti kamu sudah sampai di level yang lebih tinggi dari usahamu. Dan kamu berhak mendapatkan kegagalan itu, plus kemungkinan berhasil yang lebih besar. (Asseek...)

Jadikan karyamu yang ditolak sebagai bahan pembelajaran untuk menulis lebih baik lagi.

Beberapa rekan bercerita bahwa editor membubuhi naskah mereka yang ditolak dengan catatan-catatan sehingga mereka tahu dimana letak kesalahan mereka.

Tapi aku kok nggak pernah ya? Apa karena saking jeleknya kali ya... Jadi editor nggak tega untuk bilang bahwa kesalahannya ada pada semua bagian. Hahaeu... T.T

Pokoknya nggak ada alasan untuk berhenti mencoba. Bahkan penulis sekelas Pramoedya Ananta Toer (almarhum) memperkirakan dirinya sudah mencoba sedikitnya 1000 kali sebelum buku pertamanya terbit.

Jadi, buang jauh-jauh pikiran-pikiran negatifmu dan mulailah menulis.

"Hajar keyboard dengan jari-jarimu, sebelum 'menghajar' publik dengan bukumu."

Bonus: Ilustrasi pendapatan honor

Penulis baru biasanya mendapatkan 10% dari total pendapatan buku yang dibayarkan setahun dua kali pada awal dan pertengahan tahun.

Jadi, misalnya harga buku kamu Rp 30,000 x 10% = Rp 3,000

Namun tidak menutup kemungkinan penerbit menaikkan honor kamu menjadi 15%, 20% atau lebih.

Ada tambahan tips atau ingin berbagi pengalaman? Silahkan tulis dalam komentar.

- Artikel ini merupakan revisi dari tulisan di blog lamaku.

Friday, March 4, 2011

Download Free Mp3 Wma Converter V1.93 (Freeware)

Kali ini aku mau bagi software converter file audio bernama Free Mp3 Wma Converter V1.93 dari Koyote Soft.

Range format yang bisa dikonversi antara lain:
  • Mp3 ke Ogg, Mp3 ke Wma, Mp3 ke Mp3, Mp3 ke Wav...
  • Wav ke Mp3, Wav ke Ogg, Wav ke Flac, Wav ke Wma...
  • Wma ke Mp3, Wma ke Ogg, Wma ke Flac, Wma ke Wav...
  • Ogg ke Mp3, Ogg ke Wma, Ogg ke Flac, Ogg ke Wav...
  • AAC ke Mp3, AAC ke Wma, AAC ke Ogg, AAC ke Wav...
  • Ape ke Mp3, Ape ke Wma, Ape ke Ogg, Ape ke Wav...
  • Flac ke Mp3, Flac ke Wma, Flac ke Ogg, Flac ke Wav...
  • Mpc ke Mp3, Mpc ke Wma, Mpc ke Ogg, Mpc ke Wav...
Dan (katanya) banyak lagi yang bisa dikonversi software ini.

Instalasi yang ditawarkan antara lain:
  • Free Mp3 Wma Converter - Freeware 3.3 MB
  • Free CD Ripper - Freware 17.8 MB
  • Easy Mp3 Wma Cutter - Shareware (trial 30 hari) 0.3 MB
  • Download microsoft wma runtimes untuk mendukung format Wma
Penggunaannya mudah dan cepat. Aku coba untuk mengkonversi file lagu berformat .flac ke mp3, niatnya biar bisa dimainkan di hp.

Soal kualitas suara yang pasti sama sekali nggak jelek. Bisa dibilang, menurutku, nggak ada bedanya sama aslinya. Kecuali kamu yang punya pendengaran super kayak Superman. Hehe.

"Ah... Pish-posh," kalau kata Mr. Burns. Langung aja download disni gan: http://koyotstar.free.fr/indexEn.html (6.37 MB)

Wednesday, March 2, 2011

Download Ebook "Bahasa Spanyol Dasar" & "Mati Ketawa Cara Rusia"

Nemu koleksi lama nih.

Ebook Bahasa Spanyol Dasar ini sebenarnya terjemahan dari ebook lain. Waktu itu masih semangat-semangat bikin konten blog yang dan ebook itu aku posting di blog lamaku (blog barengan sama temen).

Semoga ebook-nya bermanfaat dan menghibur.

Note: ebook "Mati Ketawa Cara Rusia" berformat .djvu. Untuk yang belum punya viewernya bisa download disini.

Bahasa Spanyol Dasar download (328kb)
Mati Ketawa Cara Rusia download (1,082kb)

Tuesday, March 1, 2011

Trik Kostumisasi Tema HP Tanpa Software

Ada cara mudah untuk kostumisasi tema ponsel sendiri. Tanpa perlu software apapun. Trik ini aku dapatkan dari suatu forum tapi udah lupa forum apa.

Trik ini juga belum pernah aku cobakan pada tema HP merek lain, hanya pada tema Nokia.

1. Download atau pilih tema yang ingin dikostumisasi 

Pastikan tema tersebut memiliki semua komponen yang kamu butuhkan, misalnya icon yang lengkap, menu bar, dan lain-lain sesuai keinginan. Karena disini kita nggak bisa membuat atau menambahkan, tapi hanya me-replace.

2. Pindahkan file tema tersebut ke komputer

Lalu rename dan ubah file extension-nya menjadi zip. Misalnya best_theme.nth, maka ubah menjadi best_theme.zip. Setelah itu klik kanan dan ekstrak.

3. Replace

Nah sekarang kamu punya folder berisi file-file gambar tema tadi. Kamu bisa mulai ganti-gantiin gambar-gambarnya, tapi ingat: nama file-nya harus sama. Karena sekali lagi disini kita hanya bisa me-replace atau menggantikan file yang sudah ada.

Jadi misalnya gambar untuk icon Message bernama "msg.png", maka overwrite atau timpal file tersebut dengan nama yang sama. Kalau ukuran file beda nggak masalah sih. Paling ukuran file temanya ntar jadi lebih gede.

4. Zip

Kalau sudah selesai, kamu zip kembali folder berisi file-file gambar tersebut (klik kanan, Add to archieve).

Untuk mencegah file .zip dengan nama yang sama, kamu bisa menghapus file .zip yang pertama.

5. Rename lagi

Rename file .zip tersebut dan ubah ekstensi filenya menjadi .nth. Sekarang tinggal kamu masukkan ke hp dan coba.

Trik ini memang bisa dibilang "ngebajak" tapi lumayanlah buat berkreasi sendiri. Ini contoh hasil "bajakanku" untuk Nokia S40 (240x320): Tarot Theme.

Selamat mencoba.

Hai!

Blog ini tidak di-update lagi. Silahkan Browse Arsip dibawah untuk mencari yang kamu butuhkan. Terimakasih sudah berkunjung! =]

~ Gogotaro