Friday, January 7, 2011

Inception

Aku baru nonton film Inception hari ini. Baru bisa ngerental lagi, itu pun dengan hasil 'penyelewengan dana'. Hahaha. Yang penting aku bisa nyewa film lagi.

Intinya, menonton Inception benar-benar seperti olah jiwa bagiku; menyenangkan dan bener-bener film yang bikin aku kepingin masuk didalamnya.

Banyak orang bilang bingung menontonnya, tidak mengerti ceritanya dan sebagainya. Tapi sebenarnya ini hanya seperti permainan yang membutuhkan observasi dan memori. Dan mungkin sedikit imajinasi.

Sinopsis singkatnya, film ini menceritakan tentang Dom Cobb (Leonardo) yang aslinya seorang arsitek, kemudian menggeser spesialisasinya dalam sains mimpi. Dia ditemani asisten setianya, Arthur (Josep Gordon-Levitt) dalam pekerjaan 'mencuri' ide lewat mimpi.

Cobb mendapat tawaran pekerjaan sekaligus tantangan dari kliennya, Mr. Saito (Ken Watanabe) untuk menanamkan ide (inception) pada seorang anak pemilik perusahaan bernama Robert Fischer (Cillian Murphy) agar ia mengurungkan niatnya meneruskan perusahaan ayahnya yang tengah sekarat.

Cobb sangat menginginkan pekerjaan ini karena ia ingin bisa kembali pulang bersama anak-anak tercintanya. Dia sedang terancam dihukum pidana karena dugaan pembunuhan isterinya sendiri, Mal (Marion Cottilard) dan Mr. Saito membuat kesepatakan jika Cobb berhasil melakukan pekerjaannya, orang Jepang itu akan memastikan dia bebas dari ancaman hukum (maklumlah, pengusaha elit).

Dalam misinya ini ia juga dibantu arsitek muda berbakat murid ayahnya yang seorang dosen di universitas, Ariadne (Ellen Page). Adegan yang paling keren dan sulit dilupakan adalah waktu Ariadne 'melipat' kota Paris seperti roti lapis, sehingga sisi yang dilipat jadi seperti atap tanpa mengubah gravitasinya. Tidak heran jika spesial efeknya menyabet nominasi di berbagai ajang penghargaan.

Untuk yang masih bingung dengan jalan ceritanya, aku akan berbagi kunci untuk memahami ceritanya walau mungkin nggak sempurna karena ini hanya dari sudut pandangku:

  1. Realitas sebenarnya adalah mereka ada di pesawat.
  2. Ada 3 level mimpi yang dimasuki. Yang terakhir adalah Limbo saat Cobb dan Ariadne mencoba 'mencari' Robert Fischer yang ditembak pada level ke-3 (kayak game aja pake level-levelan, hehehe...) dan juga Mr. Saito (yang hobi banget kena tembak dari level pertama XS).
  3. Tentang ending, Christopher Nolan sang sutradara menyebutkan memang dia sengaja membuat agar penonton yang memutuskan apakah itu mimpi atau bukan. Tapi aku lebih suka berkesimpulan itu dunia nyata. Aku memang kagum bagaimana mereka bisa membuat gasing itu berputar cukup lama sehingga bisa mempermainkan pikiran penonton.

Kemungkinan-kemungkinan lain memang agak menggoda untuk dipertimbangkan, tapi menurutku poin-poin utama plotnya adalah tiga hal diatas.

Mungkin orang lain berpendapat berbeda. Sebagian orang mungkin menemukan film ini tidak mengalir dan mudah ditebak. Menurutku itu hanya karena tidak semua orang memiliki minat seputar kejiwaan sehingga kurang bisa menikmati detil-detil yang mungkin terasa seperti "masalah yang itu-itu saja."

Tak boleh dilupakan juga penampilan keren Joseph Godon-Levitt. Dan Marion Cottilard yang sungguh mempesona. I love her sooo muuccchhh. Oh ya, dan uniknya, di film, mereka menggunakan lagu penyanyi Perancis legendaris, Edith Piaf (nggak tahu judulnya) sebagai salah satu metode untuk membangunkan mereka dari mimpi. Dan kebetulan kisah hidup "Si Burung Pipit" itu pernah difilmkan pada tahun 2008 dan diperankan oleh Cottilard. She's so amazing. I admire her to death.

Aku nggak bermaksud 'mengkhianati' The Dark Knight, tapi aku lebih bisa menikmati Inception daripada TDK. Tapi emang, rasanya nggak berlebihan kalau aku sebut Nolan is the king of pure perfect entertainment yang film-filmnya berkualitas dan selalu bisa dinikmati dan disukai.

No comments:

Post a Comment

Bagaimana menurut kamu?

Hai!

Blog ini tidak di-update lagi. Silahkan Browse Arsip dibawah untuk mencari yang kamu butuhkan. Terimakasih sudah berkunjung! =]

~ Gogotaro