Saturday, March 5, 2011

Cara Mengirim Naskah Ke Penerbit

Pernah bertanya-tanya bagaimana cara mengirim karyamu ke penerbit?

Kamu mungkin sudah menghabiskan waktu ratusan tahun menulis di puncak gunung untuk menyelesaikan karya terbaikmu (hahaha lebay), tapi bingung bagaimana cara mengirimkan karyamu ke penerbit, dan memulai langkahmu menjadi published author.

Dalam setidaknya 10 tahun terakhir, minat orang telah berkembang ke arah self-improvement alias pengembangan diri.

Buku-buku yang orang pilih sangat beragam sesuai pada bidang dan cara apa dia ingin mengembangkan dirinya. Orang mungkin mendapat banyak manfaat dari buku-buku motivasi diri, bisnis hingga dari banyaknya judul buku-buku komputer dan Internet. Jadi, bukan hanya naskah novel atau cerita fiksi saja.

1. Menyiapkan naskah

Beberapa penerbit memberikan instruksi khusus mengenai "format siap cetak" yang harus dikirimkan. Namun secara umum, format penulisan naskah menggunakan font Times New Roman ukuran 12, spasi double, ukuran kertas A4 ataupun Letter. Gunakan pula paragraf yang menjorok kedalam. Itu merupakan format standar yang diterima di kebanyakan penerbit.

Naskah print-out selalu menjadi yang diutamakan. Bahkan oleh penerbit yang membolehkan pengiriman lewat email.

Naskah fisik akan lebih mudah dibawa-bawa, jadi tidak harus dibaca lewat komputer. Karena nggak semua orang betah baca berlama-lama di komputer.

Jika kamu mengirim lebih dari satu naskah, pisahkanlah paketnya jadi satu-satu. Hitung-hitung etika sekaligus 'kesan pertama' editor dalam menilai kamu.

Sertakan sinposis singkat tulisanmu. Dan tulislah surat pengantar yang sopan .

Untuk identitas diri, kamu bisa menyertakan fotokopi KTP atau kartu pelajar sudah cukup.

Tidak ada salahnya juga mencantumkan alamat blog atau informasi referensi tulisan kamu yang lain.

2. Memilih penerbit

Kamu bisa melihat alamat penerbit di bagian belakang buku-buku terbitan mereka.

Ada baiknya mengecek buku terbitan baru mereka karena bisa saja alamat penerbit sudah berubah.

Kamu juga boleh mengirimkan copy-an naskah yang sama ke banyak penerbit sekaligus. Tapi seandainya naskahmu diterima oleh lebih dari satu penerbit, kamu tetap harus memilih salah satunya saja. Ya iya lah, nggak boleh ada buku yang sama dengan penerbit yang berbeda.

Dan hati-hati jika ingin mengirim naskah melalui email. Cek dulu kredibilitas penerbit yang kamu tuju. Sebab jika ternyata mereka 'penerbit nakal' naskah kamu bisa diselewengkan alias diterbitkan atas nama yang berbeda.

3. Kirimkan

Biaya kirim lewat pos mungkin sekitar 20-30-ribuan tergantung berat paket. Begitu juga jika melalui titipan kilat. Plus perangko Rp10,000 atau lebih. Tarif pastinya mungkin bisa dicek sendiri di lokasi masing-masing.

Akan sangat baik jika kamu menyertakan perangko balasan agar bisa dimanfaatkan oleh penerbit untuk mengirimi kamu surat balasan atau konfirmasi.

4. Menunggu keputusan

Gramedia dan mungkin penerbit-penerbit besar lain biasanya akan mengirim surat konfirmasi yang menyatakan bahwa naskahmu sudah sampai di meja editor, dan akan di-review paling sedikit selama tiga bulan.

Gleg. Lama memang. Dan kamu nggak perlu repot-repot menghitung hari, karena 'normalnya' lebih lama dari itu! Naskahku yang terakhir bahkan sampai enam bulan (sebelum dikembalikan karena ditolak...hiks...). Sampai-sampai aku lupa pernah mengirim naskah itu.

Beberapa bulan kemudian...

Setelah sekian lama, dari kamu yang masih belum berjerawat jadi berjerawat, belum berkumis jadi berberewok, akhirnya kamu menerima surat keputusan dari "yang mulia editor".

Yang pasti hanya ada dua kemungkinan: 1. naskahmu ditolak dan dikembalikan (beserta surat penolakan resmi), atau 2. diterima, naskah menjadi hak milik penerbit dan kamu boleh bersiap-siap untuk terkenal.

Menghadapi penolakan

Peristiwa naskah ditolak memang rasanya menyakitkan, memilukan dan semua kata negatif berimbuhan me- dan -kan. Apalagi waktu baru pertama kali... Haduh... Rasanya diri ini pingin bungee-jumping tanpa tali dari lantai empat mal terdekat. T.T

Kamu boleh saja berduka, tapi jangan lupa untuk bangkit kembali, dong.

Mungkin, seperti yang aku alami, akan ada poin saat dimana kamu berpikir bahwa kamu memang tidak ditakdirkan untuk menjadi penulis setelah semua kegagalan yang kamu alami.

Tapi selama kamu masih menyukai menulis, dan tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana cara menuliskan suatu ide, maka kamu ditakdirkan untuk menulis.

Poin kegagalan ini berarti kamu sudah sampai di level yang lebih tinggi dari usahamu. Dan kamu berhak mendapatkan kegagalan itu, plus kemungkinan berhasil yang lebih besar. (Asseek...)

Jadikan karyamu yang ditolak sebagai bahan pembelajaran untuk menulis lebih baik lagi.

Beberapa rekan bercerita bahwa editor membubuhi naskah mereka yang ditolak dengan catatan-catatan sehingga mereka tahu dimana letak kesalahan mereka.

Tapi aku kok nggak pernah ya? Apa karena saking jeleknya kali ya... Jadi editor nggak tega untuk bilang bahwa kesalahannya ada pada semua bagian. Hahaeu... T.T

Pokoknya nggak ada alasan untuk berhenti mencoba. Bahkan penulis sekelas Pramoedya Ananta Toer (almarhum) memperkirakan dirinya sudah mencoba sedikitnya 1000 kali sebelum buku pertamanya terbit.

Jadi, buang jauh-jauh pikiran-pikiran negatifmu dan mulailah menulis.

"Hajar keyboard dengan jari-jarimu, sebelum 'menghajar' publik dengan bukumu."

Bonus: Ilustrasi pendapatan honor

Penulis baru biasanya mendapatkan 10% dari total pendapatan buku yang dibayarkan setahun dua kali pada awal dan pertengahan tahun.

Jadi, misalnya harga buku kamu Rp 30,000 x 10% = Rp 3,000

Namun tidak menutup kemungkinan penerbit menaikkan honor kamu menjadi 15%, 20% atau lebih.

Ada tambahan tips atau ingin berbagi pengalaman? Silahkan tulis dalam komentar.

- Artikel ini merupakan revisi dari tulisan di blog lamaku.

21 comments:

  1. ganbate. ganbate!
    never give Up Kang........!

    tulisan akang ngasih semanat buat saya loooo

    salam dari 123horas!!!

    ReplyDelete
  2. ahahaha, punyaku ga ada balasan sama sekali, di cek ke penerbitnya ,katanya udah dibaca sama redaksi tapi udah setahun ga ada kabar hahahahahha.jengkel sich..tapi namanya udah jatuh cinta ma tulis menulis jadi hajar terus haha, sekarang berencana masukin buku yang ke dua,...kali ini aku harus kalahkan Kahlil Gibran hahahha,..dan 5 buku lain menyusul haha !thank's buat motivasinya !karena semua buku2 terlaris di dunia kebanyakan pernah ditolak kayak harry potter tapi sekarang malah menjadi penulis dan buku terlaris sepanjang masa haha !

    ReplyDelete
  3. emang sulit kok masukin naskah. apalagi buat penuulis yang kagak punya nama (meski udah dikasih nama sejak lahir sama mama. hehehe...)
    tapi ya... beginilah. kalau emang pingin memang harus sabar. plus berjuang. hehehe...

    ReplyDelete
  4. memang harus berjuang untuk mencapai impian... =D
    terimakasih semua yang udah berkunjung n komen. =]

    ReplyDelete
  5. wah thank u ya... jadi buat pengalaman, jadi tar kalo diolak nskahnya gak sakit2 amat

    ReplyDelete
  6. aku pengen sekali mengirimkan karya yang selama ini aku kembangkan,tapi bngung bagaimana cara memilih penerbitnya,mdah-mudahan setelah aku baca ini membukakan jalan untuk memudahkan aku untuk mengirimkan karyaku...amiin

    ReplyDelete
  7. aku ingn menjadi seorang penulis buku, tapi aku dah beberapa kali mencoba namun selalu ditolak. bagaimana tips jitu biar karyaku diterima selain yang tertuang di atas?

    ReplyDelete
  8. Saya baru berencana buat nulis sesuatu (mulai aja belom..haha)
    baca tulsan ini...jadikpingin buru-buru nulis. SEMANGAT!!!

    ReplyDelete
  9. wah keren tipsnya, pengen banget kirim naskah buku lalu jadi penulis :D

    ReplyDelete
  10. aku dah punya cerita,masih masa pengetikan sih,tapi bingung klo mo nge-post ke penerbit caranya gimana..!!
    pi makasih buat infonya,ini berguna banget^^

    ReplyDelete
  11. kalau kirim cerpen enaknya kemana ya bang?? mohon sarannya

    ReplyDelete
  12. suka nulis tapi masih belum pede buat ngepublis. iseng-iseng ngirim tulisan ke surat kabar tapi hasilnya masih saja NIHIL. hemmmm..... bener-bener gregetan pengen jadi penulis terkenal nich!penah sekali dapet sertifikat, syukurlah. hehhe. cemungut.cemungut!

    ReplyDelete
  13. mau ngirim tp takut ditolak.......
    kasih dorongan dong buat ak,, bisa menerima kalau ntar naskahku gk diterima.......

    ReplyDelete
  14. makasih ya bang , ini saya lagi mau buat kisah tentang persahabatan , ada temen sih suruh ngirim , tapi ya gitu , baru ajak sampe part 4 .. hahaha ,, di cek ya --> http://silverwayspratama.blogspot.com/search/label/Kisah%20Gather

    ReplyDelete
  15. kak mo nanya, kalau udah sampe di meja editor biasanya surat konfirmasinya dikirim kapan ya?
    3 bulan kemudian? Ato segera setelah sampe di meja editor?
    Karena punyaku udah agak lama tapi gak ada balasan sama sekali :(

    ReplyDelete
  16. Membuat aku jadi semangat dalam menulis...

    ReplyDelete
  17. kalau semisal di tulis di buku tulis gimana?

    ReplyDelete
  18. Yang dikirim ke penerbit apakah harus keseluruhan isi cerita atau sebagian saja? soalnya kalau novelnya tebel kan lumayan tuh bikin tanpa ada kejelasan status..
    Mohon pencerahannya, terima kasih...

    ReplyDelete

Bagaimana menurut kamu?

Hai!

Blog ini tidak di-update lagi. Silahkan Browse Arsip dibawah untuk mencari yang kamu butuhkan. Terimakasih sudah berkunjung! =]

~ Gogotaro